Damkarmat Jogja Kerjasama dengan BRIN Tingkatkan Kemampuan Tanggulangi B3 Radiasi & Kimia

Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan salah satu dari beberapa fungsi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Untuk meningkatkan kemampuan petugas Damkarmat dalam penanganan B3, bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diselenggarakan pelatihan penanganan B3 kimia dan radiasi pada Selasa-Kamis (14-16/05/2022) bertempat di Kampus Nuklir Yogyakarta, Babarsari.

Kegiatan ini diikuti oleh semua pasukan operasional yang dibagi tiap harinya per peleton. Diharapkan pasukan operasional akan memiliki kemampuan dan kesiapan sehingga dapat melakukan tindakan terukur dan tepat ketika nantinya menghadapi kedaruratan kimia maupun radiasi.

"Yang dipilih untuk ikut rekan-rekan operasional yang dalam tugsnya di lapangan kemungkinan akan menemui bahan berbahaya dan beracun," ungkap Kepala Seksi Penyelamatan dan Penanganan B3, Bpk Timur Diliyanto JA.

Dalam pelatihan ini,ada dua materi pokok, pertama tentang penanganan bahaya radiologi oleh bapak Mahrus Salam, M.Eng, dan yang kedua tentang penanganan B3 kimia oleh ibu Vemi Ridantami, MT. Kemampuan penanganan radiologi penting karena di Jogja sendiri adalah tempat dari satu diantara tiga reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia, yaitu Reaktor Kartini. Sehingga Damkarmat Jogja perlu menyiapkan diri pada situasi darurat yang bisa saja terjadi. Disamping itu penggunaan bahan radiasi di bidang kesehatan maupun industri cukup banyak, sehingga pasukan juga perlu memiliki kemampuan yang baik jika menemui kebakaran dan kedaruratan yang melibatkan bahan radiasi, begitu pula dengan penanganan bahan kimia.

Pada pelatihan ini selain mendapat teori mengenai bagaimana bahayanya radiasi dan B3 kimia, bagaimana kelengkapan keamanan diri ketika menanganinya, dan penanggulangannya, para peserta juga berkunjung ke dalam Reaktor Kartini yang memiliki infrastruktur pengamanan yang sangat baik, melindungi reaktor dari bencana, kegagalan, maupun kebocoran.